Pesisir Barat - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Edwin Kastolani Burtha, S.H., M.P., menghadiri kegiatan distribusi buku cerita anak dalam rangka penguatan Literasi dan Numerasi kepada seluruh mitra program Kolaborasi Untuk Edukasi Anak Indonesia (KREASI), di Hotel Sartika Pekon Seray Kecamatan Pesisir Tengah, Kamis (1/5/2025).
Tampak hadir juga dalam kegiatan tersebut Ketua Tim Penggerak-Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Dian Hardiyanti Dedi, S.ST., M.M., Ketua I TP-PKK, Dea Derika Topani, S.H., M.Kn., Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pesibar, Eliza Wati Zadmiko, S.Sos., dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), dr. Budi Wiyono, M.H.
Selain itu hadir juga Chief Executive Officer (CEO) Save The Children Indonesia, Dessy Ukar Kurwiany, Chief of Growth Officer Save the Children Indonesia, Kiki Rizky, KREASI Regional Manager Sumatera, SC IDN Co-Lead Safety and Security, Manmagilan, KREASI District Representative Pesisir Barat District, Rikson Simanjuntak, Coms and Media Support KREASI, Andika, dan District Manager Yayasan Guru Belajar (YGB), Wuri Dermawan.
CEO Save The Children Indonesia, Dessy Ukar Kurwiany menyampaikan bahwa, pihaknya menyadari terdapat tantangan dalam memperkuat kemampuan literasi dan numerasi anak-anak. Melalui program KREASI yang dijalanka bersama YGB, Save The Children Indonesia berkomitmen untuk
mempercepat peningkatan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter anak-anak. "Salah satu fokus penting dalam program ini adalah memastikan bahwa anak-anak memiliki akses terhadap bahan bacaan yang
berkualitas, relevan, dan menyenangkan," ujar CEO Save The Children Indonesia, Dessy Ukar Kurwiany.
"Hari ini, Save The Children Indonesia dapat
mendistribusikan 5.000 buku cerita rakyat dan non-tek, serta 91 buku panduan literasi-numerasi untuk 31 sekolah mitra yang tersebar di Pesibar. Setiap Sekolah Dasar (SD) akan menerima 300 buku, Taman Kanak-Kanak (TK) akan menerima 100 buku, dan para guru akan menerima panduan pengembangan literasi-numerasi yang diharapkan dapat memperkuat praktik pembelajaran di
kelas," tambah CEO Save The Children Indonesia, Dessy Ukar Kurwiany.
Menurut CEO Save The Children Indonesia, Dessy Ukar Kurwiany, pihaknya percaya bahwa buku bukan hanya jendela dunia,
tetapi juga jembatan untuk menciptakan generasi yang cerdas, kritis, dan berkarakter. Pihaknya berharap buku-buku tersebut tidak hanya disimpan di rak, tetapi benar-benar menjadi bagian dari aktivitas belajar
sehari-hari di ruang kelas, di perpustakaan, di pojok baca, bahkan di rumah. Mengingat literasi adalah tanggungjawab bersama mulai dari guru, orang tua, komunitas, dan pemerintah.
"Save The Children Indonesia mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemkab Pesibar atas kerja sama dan keterbukaan dalam
mendukung program KREASI. Tentu diharapkan sinergi yang telah terbangun terus berlanjut dan memberi dampak nyata bagi anak-anak generasi masa depan Pesibar," tandas CEO Save The Children Indonesia, Dessy Ukar Kurwiany.
Ungkapan senada juga disampaikan Bupati, Dedi Irawan dalam sambutannya yang disampaikan Kepala Disdikbud, Edwin Kastolani Burtha yang mengapresiasi dan berterima kasih kepada Save The Children Indonesia dan YGB yang terus menunjukkan kepedulian dan dedikasinya dalam mendukung pendidikan anak-anak dengan sangat istimewa. "Bantuan buku cerita ini bukan hanya sekadar membagikan bacaan, tetapi juga menanam harapan dan kecintaan membaca di hati anak-anak. Insya Allah benih-benih kecintaan membaca itu akan tumbuh menjadi pohon ilmu yang kuat, dengan buah kematangan berpikir dan kebaikan yang kelak memberi manfaat bagi diri mereka, keluarga, dan masyarakat luas," tutur Kepala Disdikbud, Edwin Kastolani Burtha.
Menurut Kepala Disdikbud, Edwin Kastolani Burtha, buku cerita membuka pintu ke dunia yang luas. Lewat cerita-cerita di dalamnya, anak-anak dapat berpetualang tanpa batas, belajar tentang persahabatan, nilai-nilai kebaikan, dan keanekaragaman budaya negeri. Dengan membaca sejak usia dini, karakter dan daya pikir anak-anak mulai terbentuk, belajar berpikir kreatif, mengasah imajinasi, serta mengembangkan empati terhadap sesama. Diyakini bibit-bibit kecintaan membaca yang ditanam hari ini akan tumbuh menjadi pohon ilmu yang kuat, dengan buah kematangan dan kebaikan yang kelak memberi manfaat besar bagi diri mereka, keluarga, dan masyarakat luas.
"Kita menyadari bahwa anak-anak hidup di era kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi. Dunia digital memang menawarkan banyak kemudahan, tetapi tanpa fondasi literasi yang kokoh, anak-anak rentan tenggelam dalam arus informasi yang tidak terkontrol. Oleh sebab itu, kecintaan pada buku dan budaya membaca menjadi kunci. Anak-anak yang terbiasa membaca akan memiliki kemampuan berpikir kritis, lebih mudah menyaring informasi, dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Dalam semangat inklusif, Pemkab Pesibar ingin memastikan setiap anak di Pesibar dapat merasakan manfaat kegiatan tersebut. Buku cerita hendaknya tersedia bagi anak-anak dari berbagai latar belakang sosial dan budaya. Baik anak-anak di kota maupun di desa, di keluarga kurang mampu maupun mampu, semua memiliki hak yang sama untuk menjelajahi dunia melalui buku. Karenanya diharapkan buku-buku tersebut menjangkau pelosok-pelosok pekon, sehingga tidak ada satu pun anak yang terpinggirkan dari dunia bacaan. Cerita-cerita dalam buku tersebut dapat menjadi jembatan pemahaman antarbudaya, memupuk rasa toleransi, dan cinta kepada tanah air.
"Untuk mewujudkan ekosistem literasi yang hidup, kita perlu bekerja sama. Pemerintah daerah akan terus mendukung melalui kebijakan dan fasilitas yang memadai, seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan keliling, atau taman baca masyarakat. Namun pemerintah saja tidak cukup, peran guru di sekolah, orangtua di rumah, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat penting. Saya mengajak para orang tua untuk sering membacakan cerita kepada anak di rumah, menjadikan buku sebagai sahabat utama mereka. Guru dan sekolah diharapkan menciptakan ruang baca yang nyaman serta mengadakan kegiatan literasi yang menarik. Begitu pula LSM dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah, seperti melalui perpustakaan keliling atau komunitas baca di pekon. Dengan semangat gotong-royong kita membangun ekosistem membaca yang hidup di Pesibar," tukas Kepala Disdikbud, Edwin Kastolani Burtha.(uncle)