Lampung utara - Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Rejosari, Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara pungut iuran dari orang tua siswa-nya, Senin, 28 Juli 2025. Dengan alasan "Inovasi" dibalut paguyuban, hanya untuk mengecat ruang kelas senilai Rp25 - 40 ribu/ siswa.
Padahal, anggaran (bos) dikelola tidak sedikit. Dengan asumsi 18 rombel dan jumlah siswa 28/ kelas, serta dana diterima tidak kurang dari Rp940 ribu/ siswa/ tahun. Praktis, tidak kurang Rp406 juta dalam masa 1 tahun anggaran.
Sehingga membuat miris para orang tua, khususnya mereka berkemampuan kurang. Apalagi mereka tahu jumlah siswa-nya tidak sedikit.
"Sekarang zaman susah bang, apalagi kita baru kenaikkan kelas. Pasti banyak biaya, untuk dan ini - itu. Belum lagi ditambah dengan iuran yang tidak diketahui alasan pastinya," ujar salah seorang wali murid yang mewanti tidak dikorankan namanya itu,
Mereka hanya mengetahui untuk memperindah ruang kelas. Yakni mengecat ruang kelas, sementara anggaran dikelola (BOS) cukup besar.
Sehingga menimbulkan tanda tanya besar. Dikemanakan anggaran yang ngucur setiap tahun di sekolah tersebut?
"Ini dari inovasi paguyuban kelas. Yang terdiri dari para orang tua setiap kelas. Dan itu tidak semua (kelas) dipungut," elak Kepala SDN 1 Rejosari, Dwi Suprianto ditemui diruangan-nya.
Dan sejauh ini, menurutnya belum mengetahui pasti. Namun dengan adanya informasi itu coba dikonfirmasi kepada bawahannya."Ini coba kita telusuri, seperti apa kondisi. Namun untuk tindakannya, menunggu hasil konfirmasi," terangnya.
Menanggapi anggaran BOS diterima setiap tahun bernilai 400-an juta setiap tahunnya itu Dwi berujar banyak hal yang harus dilaksakan. Salah satunya ialah masalah tenaga guru honorer, sehingga menguras dana bantuan operasional sekolah tersebut.
"Banyak gunanya, selain untuk keperluan sarana - prasarana juga untuk tenaga honorer," tambahnya.
Apalagi belakangan diketahui praktek pungli dibalut dengan paguyuban itu telah berlangsung. Tidak hanya tahun, melainkan juga tahun - tahun sebelumnya.
